Deskripsi
Sejak
dahulu para pakar telah mencoba meneliti perihal makhluk yang bernama
manusia dengan berbagai teori yang bersumber dari logika. Para Filsuf
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang cenderung terus menerus
mencipta (uncountable creator). Para sahli ilmu sosial mengatakan
bahwa manusia adalah makahluk yang cenderung berkumpul (zoon politicon)
sehingga merasa tersiksa kalau diasingkan dari pergaulan antarmanusia.
Sedangkan ahli jiwa mengatakan bahwa manusia itu adalah makhluk yang
yang punya perasaan (felling), makhluk yang berpikir (thinking), dan berkeingingan (willing). Dan para ahli biologi mengatakan bahwa manusia itu tersusun dari unsure-unsur hayati.
Disebutkan dalam alquran bahwa manusia itu memiliki banyak nama yaitu : Insan, Ins, Nas, Unas, Basyar, Bani Adam, dan Zuriat Adam.
Allah menyatakan bahwa Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang
teramat sempurna. Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
Sesungguhnya
berbicara tentang manusia tanpa instrument iman lepada Allah, sama
artinya membicarakan sesuatu yang rumit dan cenderung tanpa jawaban yang
pasti. Manusia adalah makhluk yang memiliki “unsure ke-illahian”, maka
tidak mungkin mendalami masalah tanpa tanpa melibatkan sang penciptanya.
Allah
menciptakan manusia dari tanah, selanjutnya dari setetes sperma yang
“hidup”dan bertemu dengan indung telur kemudian melakukan pembuahan di
dalam perut seorang Ibu, sehingga jadilah manusia. Alquran menjelaskan
penciptaan manusia dengan sejelas-jelasnya, “kami jadikan dia sebagai
mani dalam simpanan yang aman (rahim), lalu kami jadiakan mani itu
segumpal darah, dari segumpal darah itu kami jadikan daging, kemudian
kami jadikan kerangka tulang dan akhirnya kami bungkus tulang itu dengan
daging. (Qs. Al-mu’minun : 12-14) proses penciptaan manusi dalam rahim
diawali dengan perjanajian antara ruh dengan Allah swt, yang berisi
tentang persaksian bahwa Allah adalah sebagai Rabb.
Saperti
dalam surat Al-araf ayat 172 dijelaskan. “ Dan (ingatlah), ketika
tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil persaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :
“bukankah aku ini tuhanmu? “mereka menjawab : “betul (engkau tuhan
kami), kami menjadi saksi.” (kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat tidak mengatakan : “sesungguhnya kami (bani adam) adalah
orang yang lemah terhadap ini (keesaan tuhan).
Allah
menciptakan manusia dengan beberapa tujuan, selain tujuan untuk
beribadah dan menjadi khalifah dimuka bumi sekaligus untuk menjaga bumi
ini agar selalu konsisten dalam putarannya pada porosnya. Selain itu
manusia juga diperintahkan utuk mencari kehidupan yang layak bagi
hidupnya di alam semesta ini
Alam Lingkungan
Ilmu
lingkungan (Ekologi) mengintegrasikan pelbagi ilmu yang mempelajari
hubungan antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungan.
Didalam pelbagi disiplin ilmu seperti sosiologi, epidemilogi, kesehatan
masyarakat, pertanian, perikanan dan peternakan, dipandang sebagai ruang
lingkup luas dan saling beraitan. Ilmu lingkungan diibaratkan sebagai
poros, tempat pelbagi asas dan konsep aneka ragam ilmu pengetetahuan
yang terpencar dan terkhususkan dapat digabungkan kembali secara tunjang
menunjang, untuk mengatasi masalah yang menyangkut hubungan antara
jasad hidup dengan lingkungan.
Pada
saat ini hampir seluruh Negara telah menyadari bahwa dalam pembangunan
sangat perlu memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup, agar hasil
pembangaunan itu tidak menjadi boomerang kepada manusia sendiri. Untuk
itu perlu partisipasi seluruh warga Negara dengan kesadaran tinggi.
Partisipasi dan kesadaran itu akan timbul apabila setiap warga nagara
memahami ilmu lingkungan.
Pada
dasarnya fragmenatsi ilmu pengetahuan kedalam pelbagi disiplin ilmu
adalah akibat studi yang menjurus dan mendalam. Penelitian dimasa lampau
sering di pusatkan kepada pelbagi kejadian yang khas, kepada penguraian
pelbagi situasi yang selalu terpisah-pisah, dan kepada gejala sebab
akibat yang terisolasi satu dari yang lain. Didalam ilmu lingkungan
tekanan ditunjangkan terutama kepada menyatukan kembali ilmu-ilmu yang
menyangkut masalah lingkungan kedalam kategori variable yang serupa,
yaitu enrgi, materi, ruang, waktu dan keanekaragaman (defersitas)
Kalau
keilmuan integritas telah dapat dipahami,akan Nampak dengan jelas semua
disiplin ilmu yang terpencar itu, menelaah masalah dan proses yang
serupa, tidak perduli ilmu apakah namanya asal menyangkut ubungan antara
jasad dan dengan lingkungannya, fokusnya selalu tertuju kepada proses
kecermatan pemindahaan energi dalam pelbagi system. Nampak apapun yang
tersebar dalam ruang diatas bumi ini, tidak perduli tumbuhan, hewan,
gedung, mobil, kota dan wilayah lain-lain, mempunyai implikasi melakukan
pemindahan energi. Jadi, jasad hidup dapat dianggap sebagai materi
tempat siklus energi itu beroperasi.
Waktu
juga sangat penting, sebab sebuah proses tidak akan sampai pada ambang
suatu tingkat apabila tidak diberi cukup waktu untuk mencaoainya.
Barangkali keanekaragamannya yang tidak terputus-putus dari sifat
morfologi dan genetika menentkan tinggi rendah dinamika makhluk hidup,
populasi dan komunitas dimuka bumi. Karena hal itu khas dalam makhluk
hidup,maka penting pula untuk diperhatikan . ilmu lingkungan dapat juga
dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu
lingkungan sebenarnya ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap makhluk hidup, yang menerangkan pelbagi asas dan
konsepnya kepada masalah yang luas, yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya.
Analisis
Menurut
Charles Darwin bahwa manusia itu berasal dari kera (1859) dengan kata
lain menegaskan bahwa manusia itu masih satu rumpun dengan kera, evolusi
yang dialami oleh kera-kera itu sekian juta tahun mengubahnya menjadi
manusia seperti sekarang ini, dengan segala kelengkapan indrawi. Teori
Drwin sampai pada saat ini masih menjadi perdebatan dan sangat
bertentangan dengan kitab alquran yang menjadi pedoman umat islam, dalam
alquran dijelaskan bagaimana manusia diciptakan oleh Allah swt.
Kami
jadikan dia sebagai mani didalam simpanan wadah yang aman (rahim), lalu
kami jadikan mani itu segumpal darah, dari segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging kemudian kami jadikan kerangka tulang belulang
dan akhirnya kami bungkus tulang itu dengan daging. (Qs. Al-mu’minun :
12-14)
Telah jelas bawha
alquran sendiri telah menjelaskannya, akan tetapi bila trdapat beberapa
hal yang belum diketahui oleh manusia, itu berarti ilmu yang dimiliki
oleh manusia belum sampai ketingkat yang demikian karena sesungguhnya
ilmu manusia tak akan mampu untuk memikirkan ciptaan Allah swt.
Sebenarnya inilah yang harus kita akui, tidak semestinya menggugat
alquran dan mengatakan apa-apa yang ada dalam alquran tidak rasional.
Hati-hatilah denan perkataan kita terhadap kalamullah karaena ilmu kita
belum sampai untuk memikirkan ciptaan-ciptaanya.
Tugas
manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini tak semudah membalikan
tangan karena manusia yang Allah karuniai dengan akal pikiran ini
memiliki karakter ang berbeda-beda. Selain itu, tugas manusia itu
sendiri adalah menjaga alam agar tetap baik dan bukan pula sebaliknya,
alam bisa memberikan potensi yang baik bagi manusia bila saja manusia
bisa mengolahnya dengan baik dan benar tentunya manfaat itu akan
dirasakan oleh manusia itu sendiri. Bukan menghancurkannya dan
memanfaatkan untuk kepentingan sepihak tanpa memeikirkan akibat yang
akan diterima oleh manusia yang lain. Pemanasan global (global warming)
ialah salah satu bentuk keserakahan manusia yang menguras manfaat alam
ini tanpa memperdulikan akibat yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Kerusakan di bumi pada abad ini adalah akibat dari kelalaian
manusia terhadap tugasnya sebagai pengemban amanah. Sebagai contoh
adalah dalam penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi) yang berlebihan
akan menghasilkan emisi gas buang, berupa arbon mono-oksida (co2) yang
membuat lapisan ozon di kutub utara semakin menipis . akibatnya suhu
dibelahan kutub utara naik sebesar 1-3 derajat celcius, es di kutub
utara mencair menyebabkan naiknya permukaan air laut. Terjadi perubahan
iklim yang ekstrim, udara dingin dari Siberia di utara Rusia lebih
sering berhembus ke daratan Cina dan Jepang sehingga menimbulkan angin
topan di asia timur, asia selatan dan Australia. Curah hujan di asia
tenggara menjadi tinggi, perbedaan antara musim hujan dan musim panas
menjadi tidak jelas, para petani sering gagal panen karena sering
terkena banjir. Pada saat yang bersamaan Negara-negara di afrika dilanda
kekeringan, semua ini bukti kezaliman manusia yang mengikuti nafsunya
belaka.
Belum lagi dengan
rentetan bencana alam pada pada satu dasawarsa ini, hampir tiap tahun
Indonesia ditimpa beberapa kejadian yang tidak tanggung-tanggung memakan
korban jiwa yang amat banyak. Sebagai contoh, sejak Jaunuari tahun 2006
hingga Juni 2006 telah terjadi 57 kejadian dan memakan korban jiwa
7.297 dan 2 juta lebih warga masyarakat yang menjadi pengungsi, yang
menghancurkan ribuan hektar sawah dan kebun warga serta sarana dan
prasarana publik. Mulai dari bencana lumpur panas di Sidoarjo,
longsor, naiknya permukaan air laut, munculnya gelombang pansang, angin
putting beliung, dan perubahan ekstrim iklim musim yang disebabkan oleh
pemanasan global menambah daftar bencana di negeri Indonesia.
Menurut
para pemerhati lingkungan baik individu maupun institusi/kelembagaan,
menyimpulkan bahwa hal ini terjadi akibat kerusakan dan perubahan
ekosistem yang luar biasa akibat perlakuan tidak ramah terhadap
sumber-sumber daya alam yang selama ini menjadi tumpuan pendapatan
ekonomi. Penebangan hutan dan pemanenan hasil alam dilakukan dengan cara
yang tidak sehat, bahkan melanggar norma sehingga terjadi kerusakan
lingkungan. Fakta terjadinya kerusakan alam saat ini tidak dapat
dipungkiri ,terutama di Indonesia, kerusakan yang terjadi akhir-akhir
ini terjadi akibat dari keruakan alam yang sangat berdampak terhadap
kehidupan manusia. Disamping itu, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI),
lembaga swadaya masyarakat yang aktif menyerukan pencegahan kerusakan
lingkungan dan penelitian lingkungan menyebutkan bahwa setiap tahun
bahwa Negara kita menghasilkan jutaan ton sampah yang tak terkelola
dengan baik, ditambah dengan adanya banjir sampah impor yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun. Udara-udar di kota-kota besar telah
tercemar akibat indusri dan buruknya system trasnsportasi yang hanya
menyebarkan logam berat keudara.
Kerusakan
lingkungan yang terjad meliputi lingkungan alamiah dan lingkungan
binaan. Lingkungan alamiah adalah kondisi alam yang meliputi hutan,
sungai, laut, rawa, pegunungan dan sebagainya. Sedangkan lingkungan
binaan atau lingkungan terbangun (the built enivironment) adalah suatu
lingkungan yang tempat kegiatan manusia dan ditandai dominasi struktur
buatan manusia. System lingkungan binaan bergantung pada asupan energi,
sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk dapat bertahan. Lingkungan binaan
ini meliputi perkotaan maupun pedesaan.
Bila
kita telaah lebih lanjut, permasalahan yang kini dihadapi oleh umat
manusia pada umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadia
alam sebagai peristiwa yang harus terjadi sebagai sebuah proses dinamika
alam itu sendiri. Kedua, sebagai akibat perbuatan manusia itu sendiri.
Kedua bentuk kejadian di atas mengakibatkan ketidaksimbangan pada
ekosistem dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia,
flora maupun fauna. Dari ketidaknyamanan itu dapat dikatkan sebagai
bencana. Ali Yafe menyebutnya sebagai kerusakan lingkungan hidup. Adapun
bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup itu berupa pencemaran air,
pencemaran tanah, krisis keanekaragaman hayati, kerusakan hutan,
kekeringan dan krisis air bersih,pertambangan dan kerusakan lingkungan,
pencemaran udara, banjir lumpur dan sebagainya. Selain itu kerusakan
yang terjadi baik pada lingkungan alamiah maupun lingkungan binaan juga
tidak bisa terlepas dari dari faktor-faktor berikut ini :
1. Ketidak sesuaian antara daya dukung (supply) yang disediakan oleh alam dan daya tamping (demand)
Kasus
ketidaksesuaian ini dapat terjadi di wilayah perkotaan maupun di
wilayah pedesaan. Pada wilayah perkotaan tergambar pada suasana
perkotaan yang sangat padat dan kelebihan penduduk, sementara lahan yang
tersedia sangat terbatas kapasitasnya. Pengertian kelebihan penduduk
adalah kepadatan jumlah penduduk di suatu area yang mencapai titik yang
sangat padat sehingga mengakibatkan habisnya sumber daya alam, atau
merosotnya kondisi lingkungan. Pesatnya pertimbuhan penduduk dunia dan
terbatasnya sumber daya alam, bertambahnya teknoogi modern, yang
mengakibatkan merootnya kualitas hidup. Yang terjadi selanjutnya bumi
menjadi semakin panas (global warming), udara, sungai dan makin kotor
serta teracuni, dan lapisan ozon rusak sebagai efek rumah kaca.
Sedangkan pada wilayah pedesaan ketidksesuaiaan tergambar pada kebutuhan
akan tempat tinggal yang layak dan sehat namun tidak diimbangai dengan
tingkat kesejahteraan ekonomi serta pengetahuan yang memadai.
2. Eksploitasi terhadap sumber day alam yang ketersediaanya sangat terbatas tanpa diimbangai dengan reabilitasi.
Pemanfaaatan
utan, air dan energi yang berlebihan mmbuat sumber daya alam tersebut
semakin lama semakin menipis tanpa ada upaya memelihara kelestariannay.
Pengurasan sumber- sumber daya alam dan mineral, perusakan dan
pengotoran lingkungan mengakibatkan ketidak seimbangan ekologis.
Kurangnya ketersediaan air bersih dan ketidakseimbangan akses terhadap
air mrnjadi puncak dari persoalan lingkungan yang serius dan sedang
dihadapi serta menyibukan manusia.
3. Manajemen lingkungan yang buruk
Ini
tergambar dari tidak adanya perencanaan pembangunan pemukiman penduduk
yang memenuhi standar misalnya lahan seluas satu hektar seharusnya
dihuni oleh maksimal 150 jiwa. Kepadatan pemukiman ini akan menyebabkan
sanitasi yang buruk sehingga bisa menyebabkan timbulnya berbagai
macamkonflik sosial kemasyarakatan dan gangguan kesehatan.
Melihat
dari latar belakang di atas bawha perbaikan dan penatan lingkungan,
baik lingkungan alamiah ataupun lingkungan binaan merupakan hal yang
sangat penting dilakukan oleh manusia tanpa membedakan latar belakang
agama maupun bangsanya. Banyak orang berpikir bahwa terminology
lingkungan hidup lebih dikenal dengan sebagai kosakata dari peradaban
barat, seperti “agenda 21”, habitat, dan “greenhouse effect”,
“ecolabeing”, dan “sustainable development”, sehingga tumbuh anggapan
bahwa hanya ahlli-ahli dari Negara baratla yang menguasai masalah
lingkungan hidup. Padahal untuk seorang muslim masalah lingkungan hidup
sifatnya intern sebagai bagian dari kepribadian.
Simpulan
Manusia
sebagai pengemban amanah, penjga dan khalifah hendaknya memperhatikan
apa apa yang menjadi tanggung jawabnya di muka bumi ini. Tak selamanya
menguras manfaat yang ada di dalam isi bumi ini, melalinkanmenjaganya
agar terus berputar dengan semestinya jangan sampai membuatnya oleng.
Semua ini dikembalikan pada manusia itu sendiri karena manusialah yang
diberikan kekuasaan untuk mengurusnya. Akhir-akhir ini banyak sekali
kejadian-kejadian alam di darat dan di lut yang disebabkan oleh
tangan-tangan manusia yang tidak bertanggaung jawab. Dalam alquran Allah
berfirman : “ telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). Dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa manusia tidak
merasa kerusakan itu dilakukan oleh tangan-tangan mereka dan mengatakan
bahwa mereka itu melakukan perbaikan. “ Dan apadila dikatakan kepada
mereka “janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi” mereka menjawab :
“ sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
Fenomena
lingkungan (alamiah ataupun terbangun)tak terlepas dari pemaaman
keberagaman umat islam yang sempitdan cenderung dogmatis sehingga belum
mampu untuk mengubah dan menata prilaku manusia terhadap lingkungannya.
Agama harus dipahami dalam arti yang lebih luas dan dijadilan basis
manusia dalam berprilaku terhadap lingkungannya. Integritas peran agama
dan bina sosial dan lingkungan merupakan persyaratan keberlanjutan dalam
penataan lingkungan terbangun,sehingga seluruh manusia mampu untuk
mengatasi permasalahan linkungan ini. Semua ini akan terwujud bila umat
muslim berlandaskan dengan tuntunan yang di garikan oleh Allah dan
Rasulnya.
Daftar Pustaka
Alquranulkarim dan Terjemahnya, UII press, 2008
Khalil,Achjar. Pembelajaran Berbasis Fitrah. Jakarta: pelita.2008
Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: sinar,1994
Yusmin, Alim. Lingkungan dan Kadar Iman Kita. Jakarta:Garmedia. 2006
Jurnal Millah, vol. VI. No 2 februari 2007
Yafie,Ali. Merintis Fiqh Lingkungan Hidup. Jakarta : ufuk press, 2006
Pernyataan 25 thn WALHI. Saatnya Kita Berubah, sairan pers,15 oktober 2005
0 komentar:
Posting Komentar